Tragis, Orangutan Tapanuli Ditemukan Mati Saat Relawan SAR Susuri Lokasi Banjir dan Longsor

photo author
- Sabtu, 13 Desember 2025 | 18:11 WIB
 Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin Meninjau Bencana Banjir Bandang dan Longsor di Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat. Selasa (26/3/2024) (Angga/Adpim Jabar)
Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin Meninjau Bencana Banjir Bandang dan Longsor di Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat. Selasa (26/3/2024) (Angga/Adpim Jabar)

 

BANDUNG NEWS - Tim relawan yang terlibat dalam operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) korban banjir serta tanah longsor di wilayah Tapanuli Selatan (Tapsel) dan Tapanuli Tengah (Tapteng) menemukan seekor orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis) dalam kondisi tidak bernyawa.

Temuan satwa langka tersebut terjadi saat tim SAR menyisir area terdampak bencana untuk memastikan tidak ada lagi korban manusia yang tertinggal. Salah satu pendiri KPA Forester, Decky Chandrawan, mengungkapkan orangutan itu ditemukan pada 3 Desember 2025 di kawasan Pulo Pakkat, Kabupaten Tapanuli Tengah.

Saat itu, Decky tergabung bersama FAJI Divisi Kebencanaan Tapanuli Selatan serta petugas Basarnas yang tengah melakukan penyisiran di aliran sungai dan area longsoran.

Baca Juga: Keluarga Besar Sekolah Bina Muda Cicalengka Bandung dan 6 Lembaga di Jabar Percayakan Bantuan Bencana Pada LAZISKU

“Kami fokus mencari kemungkinan masih adanya korban banjir. Di tengah proses itu, kami melihat satu individu orangutan. Karena yang dievakuasi adalah manusia dan tidak ada petugas BKSDA di lokasi, satwa tersebut tidak bisa kami tangani,” ujar Decky saat dikonfirmasi, (12/12/2025). 

Menurutnya, kondisi bangkai orangutan tersebut sudah mengalami pembusukan dan berada di antara bebatuan serta tumpukan kayu yang terbawa arus banjir. Tim SAR pun memutuskan melanjutkan pencarian korban manusia karena pada waktu bersamaan menerima laporan penemuan jenazah di lokasi lain.

“Prioritas kami tetap keselamatan dan evakuasi korban manusia. Orangutan itu kami dokumentasikan sebagai temuan lapangan,” tambahnya.

Wilayah Pulo Pakkat sendiri termasuk salah satu daerah yang terdampak cukup parah akibat banjir dan longsor yang terjadi sejak akhir November 2025. Sejumlah sungai seperti Sungai Anggoli dan Sungai Garoga menjadi titik utama operasi pencarian karena derasnya arus yang menyeret material longsor.

FAJI Divisi Kebencanaan Tapanuli Selatan bersama KPA Forester dan Basarnas telah beberapa hari berada di lokasi untuk membantu proses evakuasi serta pencarian korban bencana alam tersebut.

Sementara itu, Ketua DPW Sarekat Hijau Indonesia Sumatera Utara menilai kematian orangutan Tapanuli tersebut sebagai sinyal serius rusaknya ekosistem hutan, khususnya kawasan Batang Toru yang merupakan habitat asli spesies endemik itu.

“Kematian orangutan ini mengindikasikan kerusakan tutupan hutan yang cukup massif. Kami khawatir masih ada individu lain yang ikut menjadi korban bencana ekologis,” ujarnya.

Orangutan Tapanuli sendiri merupakan spesies orangutan paling langka di dunia dan hanya ditemukan di wilayah Sumatera Utara. Temuan ini kembali menegaskan pentingnya perlindungan lingkungan di tengah meningkatnya frekuensi bencana alam di kawasan tersebut.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Feri Johansah

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X