Dapat Becak Listrik dari Prabowo, Pengayuh 63 Tahun Bersyukur Bebas dari Nyeri Lutut

photo author
- Kamis, 11 Desember 2025 | 05:21 WIB
Jasimun (63) penerima becak listrik dari Prabowo
Jasimun (63) penerima becak listrik dari Prabowo

 

BANDUNG NEWS - Kegembiran Jasimun (63) tak bisa dibendung. Penarik becak yang sudah 35 tahun mengayuh demi sesuap nasi itu menjadi salah satu penerima bantuan becak listrik dari Presiden RI Prabowo Subianto secara pribadi melalui Yayasan Gerakan Solidaritas Nasional (GSN).

“Dengan adanya becak ini, tentunya membantu lutut saya agar tidak lelah mengayuh. Jadi tidak seperti kemarin yang hanya bisa narik becak setengah hari,” katanya saat pembagian becak listrik di Pendopo Dipayudha Adigraha, Banjarnegara, Jawa Tengah, belum lama ini.

Jasimun berharap, bekerja menggunakan becak listrik bisa lebih menghemat tenaga dan waktu sehingga ia dapat menarik penumpang lebih banyak dan membawa pulang pendapatan yang lebih besar.

Baca Juga: Indeks Keyakinan Konsumen RI Naik per November 2025, Stimulus Pemerintah Mulai Tunjukkan Hasil

“Mudah-mudahan dengan bantuan ini bisa cepat mendapatkan hasil yang lebih banyak,” harap Jasimun. Ia pun menyampaikan terima kasih kepada Presiden Prabowo atas bantuan peranti barunya itu.

“Pak Prabowo benar-benar berhati emas, bisa membantu orang kecil seperti saya ini,” kata Jasimun.

Baginya, Presiden Prabowo telah memberikan lebih dari sekadar becak, melainkan kesempatan untuk tetap mencari nafkah secara bermartabat di usia rentanya.

“Semoga Pak Prabowo bisa menjadi presiden yang selalu baik hati sampai selamanya, adil untuk rakyat kecil, dan semuanya. Mudah-mudahan diberikan kesehatan, menjaga negara RI sampai akhir,” ujarnya.

“Pak Prabowo, saya atas nama Jasimun, terima kasih sekali telah memberikan becak listrik. Ini sangat membantu orang kecil seperti saya. Terima kasih,” tambahnya.

Jasimun mengisahkan, dengan becak pancal sebelumnya, pendapatannya hanya sekitar Rp25–30 ribu per hari. Jumlah itu ia gunakan untuk memenuhi kebutuhan istri dan ketiga anaknya.

Namun seiring usianya yang semakin senja, tenaganya kian menurun. Lututnya kerap nyeri hebat ketika harus mengayuh hingga tiga kilometer.

“Kendalanya sudah kelelahan. Saat narik 3 kilo, lutut bisa sakit karena terus mengayuh. Usia saya juga sudah tua,” tuturnya.

Dari becak itulah Jasimun menghidupi istri dan ketiga anaknya: yang sulung duduk di bangku SMP, yang bungsu masih SD, dan satu lagi penyandang disabilitas. Setiap rupiah baginya adalah perjuangan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Feri Johansah

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X