BANDUNG NEWS - Indonesia Financial Group (IFG) menegaskan komitmennya untuk menghadirkan industri asuransi nasional berbasis riset yang kredibel, customer-centric, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. IFG Research Dissemination 2025 yang mengusung tema “Bridging Gaps: Behavioural Economics, Microinsurance, and Regional Mapping for Insurance and Guarantee Inclusion”, kegiatan ini mempertemukan fungsi pengembangan bisnis asuransi, akademisi, dan peneliti dalam merumuskan strategi peningkatan penetrasi asuransi secara lebih efektif, inklusif, dan berkelanjutan.
Acara ini dihadiri oleh Direktur Utama IFG Hexana Tri Sasongko, Direktur Teknik IFG Rianto Ahmadi, Wakil Direktur Utama Haru Koesmahargyo, Head of IFG Progress Ibrahim Kholilul Rohman, serta perwakilan tim riset dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nusa Cendana, Universitas Brawijaya, Universitas Indonesia, Universitas Islam Indonesia, dan Universitas Sam Ratulangi.
Baca Juga: IFG Libatkan 400 Mahasiswa Bangun Kesadaran ESG melalui Edukasi Keuangan Berkelanjutan
“Sebagai seseorang yang tumbuh profesional dalam lingkungan riset, saya memandang agenda ini sangat krusial bagi IFG. Di negara maju, asuransi merupakan instrumen yang dibeli masyarakat bukan dijual, karena kesadaran terhadap perlindungan risiko yang tinggi” ujar Hexana Tri Sasongko, Direktur Utama IFG dalam sambutannya.
Hexana menambahkan, IFG ingin membawa paradigma itu ke Indonesia: bahwa masyarakat membeli asuransi atas dasar kesadaran, bukan karena ditawarkan.
Melalui riset akademik dengan metodologi yang tepat dan analisis data yang mendalam, IFG berharap temuan-temuan ini dapat diterjemahkan menjadi strategi bisnis yang tepat, berbasis evidence, dan semakin mendekatkan industri asuransi dengan kebutuhan riil Masyarakat.
Riset sebagai Landasan Fundamental Pengembangan Produk Asuransi
Riset menjadi pilar utama bagi bisnis asuransi karena memungkinkan perusahaan untuk memahami pemetaan jenis produk asuransi yang tepat dan sesuai dengan masyarakat, melihat risiko secara akurat, merumuskan produk sesuai kebutuhan pasar, menetapkan premi yang proporsional, dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi. Tanpa riset yang tepat dan komprehensif, strategi bisnis berbasis proteksi akan sulit dioptimalkan.
Peran riset dalam industri asuransi meliputi:
Penilaian risiko: Mengidentifikasi kemungkinan terjadinya risiko (kecelakaan, penyakit, bencana) dan dampaknya.
Penentuan premi: Menghitung premi yang adil dan kompetitif berdasarkan analisis risiko dan proyeksi klaim.
Pengembangan produk: Memahami kebutuhan masyarakat yang belum terpenuhi dan merancang produk yang relevan serta kompetitif.
Manajemen risiko & klaim: Mencegah sengketa klaim melalui penyusunan polis berbasis prinsip minimalisasi risiko dan asas utmost good faith.
Riset juga berperan penting dalam memperkuat kesiapan industri menghadapi tantangan baru, termasuk transisi digital, perubahan perilaku konsumen, perkembangan ekonomi wilayah, dan penerapan prinsip ESG sebagai bagian dari tata kelola berbasis keberlanjutan
Artikel Terkait
Suka Makan Tahu? Ternyata Kulit Kembang Tahu Banyak Manfaatnya, Cek Sekarang!
Tari Indang Sumbar Sambut Ratu Maxima saat Temui Prabowo di Istana
Petani Jonggol Happy Harga Pupuk Turun 20%: Apalagi Sekarang HET Padi Sudah Bagus
Malas Bersih Mobil, Ini 5 Vacuum Cleaner Mobil Terbaik, Bisa Sedot Cairan Juga!
Rumput Halaman Mulai Panjang, Ini 5 Mesin Pemotong Rumput Portable Terbaik
Rekomendasi 5 Booster Pump Paling Gahar dan Awet
Sering Dianggap Sepele, Ikan Patin Punya Manfaat Dahsyat yang Jarang Diketahui!
Manfaat Ikan Teri Ternyata Ampuh Banget, Bikin Badan Makin Sehat!
Studi Sebut Air Hangat Bisa Bikin Jantung Sehat, Nyeri Hilang, Ini Rahasianya
IFG Libatkan 400 Mahasiswa Bangun Kesadaran ESG melalui Edukasi Keuangan Berkelanjutan