BANDUNG NEWS - Pelaku badan usaha dari berbagai penjuru Indonesia berkumpul dalam Business Forum Program Sinergi, Inkubasi, Akselerasi, dan Penguatan (SIAP) Ekonomi Kreatif yang berlangsung di kawasan Dago, Kota Bandung, Senin (15/12).
Forum ini digagas sebagai upaya Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Ekraf) untuk memperkuat jejaring antara sektor ekonomi kreatif khususnya layanan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dengan investor, lembaga pembiayaan, serta mitra strategis lintas sektor.
Deputi Bidang Kreativitas Digital dan Teknologi Kementerian Ekonomi Kreatif, Muhammad Neil El Himam, menyampaikan bahwa kegiatan tersebut dirancang bukan sekadar sebagai forum diskusi, melainkan ruang temu strategis yang mendorong kerja sama nyata antara pelaku usaha kreatif, penyedia jasa digital, dan pemangku kepentingan.
Baca Juga: Perpol 10/2025 Tuai Polemik, Dinilai Bertentangan dengan Putusan MK
Menurutnya, Indonesia memiliki fondasi kuat untuk mengembangkan ekonomi kreatif berbasis digital, ditopang oleh ketersediaan talenta digital, pertumbuhan startup yang pesat, serta besarnya pasar domestik. Program SIAP diharapkan mampu mengoptimalkan potensi tersebut agar memberi dampak langsung bagi perekonomian nasional.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan subsektor jasa TIK mengalami peningkatan indeks pembangunan sebesar 5,90 poin sepanjang 2023. Sementara itu, jumlah startup nasional pada 2024 tercatat telah melampaui 2.560 perusahaan.
Melalui forum ini, pelaku usaha jasa TIK dan startup digital diharapkan dapat memperluas jangkauan bisnis, meningkatkan kapasitas produksi, serta membuka peluang kerja baru seiring pertumbuhan usaha.
Himam menambahkan, ekonomi kreatif tidak hanya berkaitan dengan produk fisik, tetapi juga layanan berbasis pengetahuan dan teknologi. Sub-sektor TIK dinilai memiliki peran strategis dalam mempercepat transformasi ekonomi nasional di era digital.
“Selain menjadi penopang sektor lain, jasa TIK juga menghadirkan nilai tambah ekonomi, menciptakan lapangan kerja berkualitas, dan mendorong pertumbuhan berbasis inovasi,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Jasa TIK Abdul Malik menyebut Business Forum Program SIAP sebagai instrumen penting untuk mempercepat pengembangan inovasi digital. Ia menjelaskan bahwa fasilitasi terhadap badan usaha dilakukan melalui proses seleksi terbuka dan pendampingan berkelanjutan agar startup dapat berkembang menuju tahap akselerasi.
“Tujuannya agar startup tidak hanya bertahan, tetapi mampu tumbuh menjadi entitas usaha yang mandiri dan berdaya saing,” kata Abdul Malik.
Dari sisi daerah, Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat, Budi Kurnia, mengungkapkan bahwa sektor ekonomi kreatif telah memberikan kontribusi investasi sekitar Rp44 triliun di Jawa Barat. Dengan jumlah penduduk mencapai 50,7 juta jiwa, Jawa Barat dinilai sebagai pasar potensial bagi pengembangan berbagai model bisnis.
Ia berharap pelaku ekonomi kreatif terus melakukan pembaruan dan peningkatan kualitas agar mampu bersaing di tingkat nasional maupun global.
Artikel Terkait
Warga Aceh Tamiang: Akses Terputus Sempat Hambat Bantuan, Kini Kondisi Mulai Membaik
Keluarga Besar Sekolah Bina Muda Cicalengka Bandung dan 6 Lembaga di Jabar Percayakan Bantuan Bencana Pada LAZISKU
Tragis, Orangutan Tapanuli Ditemukan Mati Saat Relawan SAR Susuri Lokasi Banjir dan Longsor
Peduli Bencana Sumatera, Ilham Habibie Serahkan Bantuan Kemanusiaan ISMI untuk Korban Banjir
Resmi Dilantik Jadi Kepala BNNP Aceh, Kombes Pol Dedy Tabrani Punya Prestasi Mentereng di Instansi Kepolisian
Peluk dan Cium Haru Warnai Kedatangan Presiden Prabowo di Posko Pengungsian Langkat
Pengamat: Perpol Kapolri tak Langgar Keputusan MK dan sudah Dilaporkan ke Presiden, Tuduhan Pembangkangan Tidak Berdasar
Kementerian Kebudayaan Fasilitasi Musyawarah Keluarga Keraton Solo, Dorong Revitalisasi dan Pelestarian Cagar Budaya
Perpol 10/2025 Tuai Polemik, Dinilai Bertentangan dengan Putusan MK
Soal PBNU Terjadi Dualisme Kepemimpinan, A'wan PBNU KH Matin Syarkowi: Islah Adalah Jalan Terbaik