Pemerintah Siapkan KUR Ekraf Rp10 Triliun pada 2026, Investasi dan Tenaga Kerja Melonjak Tajam

photo author
- Senin, 24 November 2025 | 19:28 WIB
Teuku Riefky Harsya dari Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekraf
Teuku Riefky Harsya dari Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekraf

BANDUNG NEWS — Komitmen pemerintah dalam memperkuat fondasi ekonomi kreatif Indonesia kembali ditegaskan. Teuku Riefky Harsya dari Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekraf menyampaikan bahwa pemerintah menyiapkan plafon Kredit Usaha Rakyat (KUR) Ekraf sebesar Rp10 triliun pada 2026, khusus untuk pelaku ekonomi kreatif, termasuk sektor digital.

Melalui skema ini, para pegiat ekraf dapat mengakses pembiayaan mulai dari Rp100 juta hingga Rp500 juta, membuka peluang lebih besar bagi usaha rintisan hingga usaha kecil menengah untuk naik kelas. Hal ini sebagaimana disampaikan Menteri Ekraf dalam pembukaan Badan Ekraf Developer Day 2025 di Bandung, Sabtu (22/11) lalu.

Hal tersebut didasari oleh stabilnya pertumbuhan tenaga kerja di sektor ekonomi kreatif, yakni di kisaran 1–2 juta orang per tahun. Pemerintah berusaha memenuhi kebutuhan atas besarnya minat masyarakat bekerja di industri berbasis kreativitas.

Baca Juga: Fakta Jalan 5.000 Langkah Sehari, Studi Sebut Bisa Bikin Otak Lebih Pintar!

Dalam lima tahun terakhir, semakin banyak lulusan perguruan tinggi yang tidak lagi bekerja sesuai jurusan yang mereka perjuangkan. Alih-alih bertahan di bidang lama, mereka memilih bergeser ke industri kreatif. Fenomena ini dipicu oleh semakin besarnya peluang memperoleh penghasilan dari passion dan hobi—sesuatu yang dulu dianggap mustahil.

“Kalau di zaman saya dan di zaman Pak Sekda (Jawa Barat), punya pekerjaan yang sesuai hobi itu mungkin sudah ditolak mertua,” ujarnya sambil berkelakar.

Dulu, lanjutnya, profesi yang berangkat dari hobi dianggap tidak bisa menafkahi keluarga. Sekarang justru sebaliknya, banyak anak muda yang berhasil karena bekerja di bidang yang mereka cintai.

Tahun ini, target investasi Kementerian Ekraf mencapai Rp136 triliun, dan berdasarkan laporan semester pertama, 66 persen sudah terealisasi. Sektor dengan kontribusi tertinggi datang dari aplikasi, fesyen, kriya, dan kuliner, yang menunjukkan daya tarik besar bagi investor domestik maupun global. Singapura menempati posisi teratas sebagai negara dengan investasi terbesar di sektor ekraf, diikuti Hong Kong, Korea Selatan, dan China yang pertumbuhannya hampir tiga kali lipat dibanding tahun sebelumnya—sebagian di antaranya mengalir ke Jawa Barat.

Dari sisi ketenagakerjaan, geliat industri kreatif menunjukkan perkembangan lebih cepat dari prediksi pemerintah. Tahun ini jumlah pekerja di sektor ekraf mencapai 25,55 juta orang, namun data terbaru BPS per November mencatat sudah meningkat menjadi 27,4 juta pekerja berusia 18–40 tahun, melampaui target nasional. Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur menjadi tiga provinsi dengan kontribusi tenaga kerja tertinggi, menyumbang 57,81 persen dari total pekerja ekraf di Indonesia.

Untuk memperkuat ekosistem dan ruang kolaborasi, pemerintah juga tengah membangun Ekraf Hub, fasilitas terpadu yang dirancang sebagai wadah bertemu, bekerja sama, dan berinovasi bagi para pelaku ekonomi kreatif di berbagai subsektor. Hadirnya infrastruktur ini diharapkan menjadi katalis baru yang mempercepat pertumbuhan ekraf di seluruh Indonesia.

Dengan komitmen pendanaan, investasi yang terus meningkat, serta serapan tenaga kerja yang melampaui target, sektor ekonomi kreatif semakin mengokohkan diri sebagai tulang punggung perekonomian masa depan Indonesia. 

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Feri Johansah

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Jalan-jalan Seru ke Farmhouse Susu Lembang, Bandung

Rabu, 5 November 2025 | 16:44 WIB
X